Anak
rohis dengan semangatnya untuk selalu optimis dan tidak imbas-imbis. Tak
jarang juga untuk bersikap optimis dan
selalu berfikir logis saat menghadapi orang yang kritis. Berjuang untuk
mensyiarkan ajaran Islam, yang merupakan rahmat bagi seluruh alam. Melawan
segala bentuk aksi anarkhis dan menolak berbagi tuduhan tentang teroris. Anak
Rohis, merupakan kunci utama dalam urusan dakwah sekolah. Yang mempunyai kiprah
dalam sebuah amal Tarbiyah Islamiyah. Berjuang tanpa kenal lelah dalam
menghadapi setiap masalah yang meredupkan sekolah. Merasa was-was atas suatu
hal yang tidak tegas. Menjadikan dakwah sebagai kalimah utama untuk menjemput
jannah.
Begitulah
sekelumit tentang kehidupan seorang aktivis, khususnya anak rohis. Banyak kisah
dan catatan putih yang bisa di torehkan ketika merintis menjadi seorang
aktivis. Dari mulai perjalan ruhiyahnya atau batin, kemudian disambung pula
jasadiyahnya atau fisik yang selalu terdidik dengan baik. Serta mempunyai
fikrah atau pola fikir yang tegas, matang serta terarah, bak sebuah mata pedang
yang siap melibas musuh yang datang. Selalu menyempatkan diri untuk menuntut
dan berbagi ilmu sesama anggota maupun sesama saudara. Berikrar suci untuk
selalu memberikan yang terbaik untuk diri maupun sekolahannya.Itulah sebuah
gambaran nyata mengenai identitas aktivis rohis.
Problema
tentang anak rohis dan beberapa perbedaan pandangan diantara orang-orang sudah
menjadi sebuah hal yang wajar. Karena dengan itulah, makna dari sebuah
perjuangan akan lebih terasa untuk dikenang. Tidak hanya itu saja, banyak
perspektif negatif tentang berbagai aktivitas yang dilakukan anak-anak rohis
itu sendiri. Ada yang beropini bahwa rohis itu sarangnya "teroris",
rohis itu anaknya "culun-culun", rohis itu . . . pokoknya bukan
kegiatan yang positiflah, cuma main-main lah, apalah. Ya biarkan saja mereka
beropini seperti itu. Kita berhusnudzan saja, mungkin orang yang beropini
tersebut dulunya belum pernah merasakan menjadi seoang aktivis khususnya rohis.
Atau bahkan dulu disekolahan tidak ada rohisnya? atau yang lebih parah malah
dulunya tidak pernah sekolah. Coba kita mereview ulang tentang sekelumit
perjalanan kegiatan sekolah, khususnya kegitan Islamnya. Siapa yang memulai dan
siapa yang menjalani?, tentu saja anak-anak rohis bukan. Kemudian kegiatan
diluar sekolah yang masih ada sangkut pautnya dengan aktivitas islam, misalnya
aksi solidaritas penggalangan dana, siapa coba yang mengadakan. Tentu saja anak
rohis. Apakah semua ini cukup untuk membuktikan bahwa rohis itu tidak
"culun".
Teroris? tentu
tidak. Lihat dan ikuti sendiri kegiatannya kalau masih tidak percaya. Jangan
sampai cepat-cepat mengatakan sebelum melakukan tindakan untuk memperoleh
kebenaran. Ya memang sempat tersirat kabar bahwa ada penangkapan teroris dan
teridentifikasi merupakan anggota rohis. Tapi kenapa saya tidak ikut ya,
padahal saya juga anak rohis? Nha itulah yang jadi permasalahan, mungkin ada
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, kemudian menginfiltrasi memberikan
suatu ideologi tentang "terorism" kepada anak-anak rohis dengan
tampilan menarik dan asyik, seolah-olah menghilangkan kata-kata terorisme di
materinya agar lebih mudah dicerna otak mereka. Beruntunglah bagi anak-anak
yang sudah terbuka fikrahnya atau pola pikirnya ketika dihadapkan dengan
ideologi semacam itu. Bisa segera untuk menyaring, mana yang selaras dengan
akal sehat dan bisa dipertanggungjawabkan kedepannya.
Aku
anak rohis dan bukan teroris, walaupun kantungku tipis tetap saja bukan
teroris. Biarpun kadang-kadang agak sedikit narsis tapi tetep bukan teroris.
Pakaian gamis sampai betis, tapi masih tetep bukan teroris. jenggot klimis dan
berkumis, tetep bro kami sekedar aktivis bukan teroris.
· Penulis : RifqiAulia Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar